Senin, 23 April 2012

Teori Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) Teori Time Value of Money (Nilai Waktu Uang)



1.      Teori Time Value of Money (Nilai Waktu Uang)
Dalam kegiatan investasi sehari-hari, ternyata tidak semuanya berjalan dengan baik dan berakhir dengan untung, oleh karena itu perlu dilakukan study kelayakan investasi. Study kelayakan investasi merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Penentuan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Ukuran kelayakan tiap proyek berbeda-beda berdasarkan jenis usahanya, namun mengacu pada aspek-aspek yang sama. Untuk melakukan penilaian terhadap aspek-aspek ini, perlu dibentuk suatu team yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai bidang keahlian.
Aspek-aspek penilaian tersebut adalah:
a.       Aspek hukum. Untuk meneliti kelengkapan, kesemperunaan dan keaslian izin-izin dan dokumen-dokumen.
b.      Aspek pasar dan pemasaran. Untuk meneliti besar pasar dan kemampuan perusahaan menguasainya, serta menilai strateginya.
c.       Aspek keuangan. Untuk  menilai perolehan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Aspek keuangan (finansial) merupakan aspek kunci dari suatu study kelayakan. Kerena sekalipun aspek lain tergolong layak, jika aspek finansialnya memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek ditolak kerena tidak akan memberikan manfaat ekonomi (Haming & Basalamah, 2010: 18).
d.      Aspek teknis/operasional. Untuk menentukan lokasi, layout gedung dan uangan serta teknologi yang digunakan.
e.       Aspek manajemen. Untuk meneliti kesiapan SDM yang menjalani usaha.
f.       Aspek ekonomi dan sosial. Untuk menilai manfaat usaha terhadap ekonomi dan sosial masyarakat.
g.      Aspek dampak lingkungan. Untuk menilai dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan.
Secara umum untuk menilai layak atau tidaknya suatu investasi, baik swasta maupun pemerintah banyak menggunakan konsep time value of money sebagai bahan pertimbangan
Dalam literatur investasi konsep ini merupakan konsep paling dasar. Banyak buku, jurnal, sampai media masa yang membahasnya, tapi isinya tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Secara sederhana, konsep ini bicara bahwa nilai uang satu juta (asumsi) sekarang tidak sama dengan satu juta pada sepuluh tahun yang lalu atau sepuluh tahun kemudian. Jika sepuluh tahun lalu dengan satu juta, bisa membeli satu motor. Maka sekarang dengan jumlah uang yang sama hanya bisa membeli dua rodanya saja. Sepuluh tahun kemudian, uang satu juta tadi mungkin hanya bisa untuk membeli helm motor saja.
Dalam ilmu ekonomi, konsep ini disebut dengan konsep nilai waktu dari uang atau dalam bahasa populernya disebut dengan time value of money. Sebuah konsep yang sangat sederhana sekali namun dalam implementasi dan pengembangannya mampu melahirkan banyak produk investasi dan sekaligus strategi investasi. Dalam konsep time value of money, sejumlah uang yang ada pada saat ini akan lebih berharga ketimbang sejumlah uang dalam jumlah yang sama, yang kita miliki pada waktu yang akan datang (Hidayat, 2011: 10), jadi faktor yang menentukan nilai waktu uang adalah seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya (Karim, 2010: 504).
Jika dihadapkan dalam pilihan antara memilih $ 1.000 hari ini dan $ 1.000 sepuluh tahun akan datang, secara logika tentu akan memilih $ 1.000 hari ini karena adanya nilai waktu uang. Dengan menerima uang sekarang akan memberikan kesempatan untuk menanamkan uang tersebut dan memperoleh bunga. Di dunia di mana seluruh arus kas bersifat pasti, dengan demikian tingkat bunga dapat menunjukkan nilai waktu uang (Van Horne & Wachowicz, 1995: 38). Kebanyakan keputusan keuangan baik individu maupun perusahan yang melibatkan nilai waktu uang sebagai pertimbangan.
Dengan konsep time value of money, pemodal bisa memprediksi berapa nilai uangnya pada masa mendatang, berapa pertumbuhan setiap tahunnya. Apakah pertumbuhan uangnya itu seimbang dengan laju inflasi setiap tahun atau tidak? Jika pertumbuhan imbal hasil investasi masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi maka berarti pertumbuhan uang pemodal masih ketinggalan dibanding peningkatan harga barang. Jika uang hanya tumbuh tujuh persen setahun, sementara pertumbuhan harga barang (inflasi) mencapai sembilan persen setahun maka sebenarnya uang masih mengalami penyusutan dibandingkan nilai barang
Analisis kelayakan finansial menjadi penting untuk dilakukan oleh pelaku usaha karena keterbatasan dana yang dimiliki. Keadaan tersebut menjadikan pelaku usaha perlu mengkaji rencana investasi secara tepat agar dana yang dimiliki terserap secara sempurna. Pelaku usaha juga harus mengetahui atau dapat memprediksi keuntungan proyek yang dijalankan serta kemampuan proyek untuk mengembalikan modal pada waktu yang telah ditentukan. Secara umum ada 4 (empat) alat analisis yang berdasarkan konsep time value of money, yaitu:
1.      Analisis Payback Period
Payback period digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang dikeluarkan pada bisnis dapat kembali. Semakin cepat tingkat pengembalian suatu bisnis, maka kemungkinan besar bisnis tersebut akan dipilih.
Payback period (periode pengembalian) adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerima-penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Dengan demikian, payback period ini mengukur rapidity kembali dana investasi bukan mengukur profitability (Halim, 2003: 134)
Rumus payback period jika cash flow pertahun jumlahnya berbeda adalah:
                                          n-b
Payback period = n +                x 1 tahun
                                      c-b

keterangan symbol:
n= tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih belum bisa menutup original investment
a= jumlah original investment
b= jumlah komulatif cash pada tahun ke n.
c= jumlah komulatif cash flow pada tahun ke n+1

Rumus Payback Period jika cash flow pertahunnya sama adalah:
                              Original Investment
Payback Period =                                 x 1 tahun
                                   Cash Flow

            Suantu usulan proyek investasi akan diterima jika payback period yang dhasilkan lebih kecil dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika payback period yang dihasilkan lebih besar yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu, maka yang akan dipilih adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan payback period paling kecil.
2.      Analisis Net Present Value (NPV)
Net present value (nilai sekarang bersih) merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga cash flow yang dipakai adalah cash flow yang telah didiskontokan atas dasar cost of capital perusahaan/ intrest rate/ required rate of return yang diinginkan. Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang, karena adanya faktor bunga (Halim, 2003: 136). Rumusnya sebagai berikut:
                 CF1                    CF2         CF3            CFN
NPV =              +             +           +….+                  - OI
                             (1+i)1       (1+i)2    (1+i)3          (1+i)n

Keterangan symbol:
CF1, CF2, CF3, CFN = Cash Flow tahun 1,2,3 sampai ke-n
i = Cost of Capital/ intrest rate/ required rate of return
n = Umur ekonomis
OI = Original Investment

Jika perhitungan NPV tersebut mengunakan tabel bunga dan cash flow setiap tahun jumlahnya sama, digunakan rumus sebagai berikut:
NPV = (CASH FLOW x DISCOUNT FACTOR ) – ORIGINAL INVESTMENT
            Keputusan tentang apakah suatu usulan proyek investasi diterima atau ditolak ditentukan oleh nilai NPN-nya. Jika NPV positif, artinya dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow lebih besar dari present value original investment. Sebaliknya, jika NPV negatif artinya dana yang diinvestasikan dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow lebih kecil dari present value original investment. Dengan demikian, suatu usulan proyek investasi diterima jika NPV-nya lebih besar dari Nol. Sebaliknya, suatu usulan proyek investasi ditolak jika NPV-nya lebih kecil dari Nol. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu dan bersifat mutually exlusive, yang diterima adalah yang menghasilkan NPV paling besar.
3.      Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan Nol, karena present value dari cash flow pada tingkat bunga tersebut sama dengan internal investasinya. Metode ini juga memperhtungkan nilai waktu dari uang, sehingga cash flow yang digunakan telah didiskontokan atas dasar cost capital/ interest/ requerid rate  of return (Halim, 2003: 140). Rumusnya adalah sebagai berikut:
                     CF1        CF2          CF3                                    CFN
NPV = 0 =             +               +                +…….+              - OI
         (1+i)1      (1+i)2        (1+i)3                    (1+i)n

Keterangan symbol:
CF1, CF2, CF3, CFN = Cash Flow tahun 1,2,3, sampai ke n.
i = Cost of Capital/ intrest rate/ required rate of return yang dicari, karena pada
tingkat diskonto inilah NPV akan menjadi nol
n = umur proyek investasi
OI = Original Investmen
Langkah-langkah untuk menhitung IRR sebagai berikut:
1.      Hitung present value atas cash flow yang dihasilkan usulan proyek investasi tersebutdengan menggunakan intrest rate yang lebih kecil.
2.      Bandingkan hasil perhitungan point 1 diatas dengan nilai OI-nya
a.       Jika hasilnya negatif, cobalah  interest rate yang lebih kecil.
b.      Jika hasilnta positif, cobalah dengan interest rate yang lebih besar.
3.      Lanjutkan point 2 diatas sampai present value-nya mendekati OI (=selisih present value dengan original investment = - 1 dan + 1).
4.      Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek investasi tersebut dengan teknik interpolasi.
IRR yang lebih besar dari cost of capital/ intrest/ required rate of return artinya dana yang di investsikan dalam proyek investasi tersebut dapat menghasilkan present value cash in flow lebih besar dari present value original investment, sehingga internal rate of return-nya lebih besar dari cost of capital/ intrest rate/ required rate of return.
Suatu usulan proyak investasi diterima jika IRR-nya lebih besar atau sama dengan cost of capital/ intrest rate/ required of return. Sebaliknya, suatu usulan proyek investasi ditolak jika IRR-nya lebih kecil dari cost of capital/ intrest rate/ required of return. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih besar dari satu dan bersifat mutually exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan IRR paling besar.
4.      Analisis Protability Index (PI)
Metode ini merupakan perbandingan antara present value cash flow dengan original investment. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
 N      CF t
 ∑
T=1   (1+t)t
PI =
      OI 

Keterangan simbol:
CF = Cash flow
I = Required rate of return
OI = Original Investment

Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode Net Present Value, suatu investasi akan diterima jika Profitability index-nya lebih besar dari satu, dan sebaliknya akan ditolak jika profitability index-nya lebih kecil dari satu. Apabila ada usulan yang proyek investasi lebih dari satu yang bersifat mutually exlusive, maka yang diterima adalah proyek investasi yang mempunyai Profitability Index terbesar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar