1.
Teori
Time Value of Money (Nilai Waktu Uang)
Dalam kegiatan investasi sehari-hari, ternyata tidak
semuanya berjalan dengan baik dan berakhir dengan untung, oleh karena itu perlu
dilakukan study kelayakan investasi. Study kelayakan investasi merupakan suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan.
Penentuan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat
dari berbagai aspek. Ukuran kelayakan tiap proyek berbeda-beda berdasarkan
jenis usahanya, namun mengacu pada aspek-aspek yang sama. Untuk melakukan
penilaian terhadap aspek-aspek ini, perlu dibentuk suatu team yang terdiri dari
orang-orang yang berasal dari berbagai bidang keahlian.
Aspek-aspek penilaian tersebut adalah:
a.
Aspek
hukum. Untuk meneliti kelengkapan, kesemperunaan dan keaslian izin-izin dan
dokumen-dokumen.
b.
Aspek
pasar dan pemasaran. Untuk meneliti besar pasar dan kemampuan perusahaan
menguasainya, serta menilai strateginya.
c.
Aspek
keuangan. Untuk menilai perolehan
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Aspek keuangan (finansial) merupakan
aspek kunci dari suatu study kelayakan. Kerena sekalipun aspek lain tergolong
layak, jika aspek finansialnya memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan
proyek ditolak kerena tidak akan memberikan manfaat ekonomi (Haming &
Basalamah, 2010: 18).
d.
Aspek
teknis/operasional. Untuk menentukan lokasi, layout gedung dan uangan serta
teknologi yang digunakan.
e.
Aspek
manajemen. Untuk meneliti kesiapan SDM yang menjalani usaha.
f.
Aspek
ekonomi dan sosial. Untuk menilai manfaat usaha terhadap ekonomi dan sosial
masyarakat.
g.
Aspek
dampak lingkungan. Untuk menilai dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan.
Secara umum untuk menilai layak atau tidaknya suatu
investasi, baik swasta maupun pemerintah banyak menggunakan konsep time value of money sebagai bahan
pertimbangan
Dalam
literatur investasi konsep ini merupakan konsep paling dasar. Banyak buku,
jurnal, sampai media masa yang membahasnya, tapi isinya tidak pernah berubah
dari waktu ke waktu. Secara sederhana, konsep ini bicara bahwa nilai uang
satu juta (asumsi) sekarang tidak sama dengan satu juta pada sepuluh tahun yang
lalu atau sepuluh tahun kemudian. Jika sepuluh tahun lalu dengan satu juta,
bisa membeli satu motor. Maka sekarang dengan jumlah uang yang sama hanya bisa
membeli dua rodanya saja. Sepuluh tahun kemudian, uang satu juta tadi mungkin
hanya bisa untuk membeli helm motor saja.
Dalam
ilmu ekonomi, konsep ini disebut dengan konsep nilai waktu dari uang atau dalam
bahasa populernya disebut dengan time
value of money. Sebuah konsep yang sangat sederhana sekali namun dalam
implementasi dan pengembangannya mampu melahirkan banyak produk investasi dan
sekaligus strategi investasi. Dalam konsep time
value of money, sejumlah uang yang ada pada saat ini akan lebih berharga
ketimbang sejumlah uang dalam jumlah yang sama, yang kita miliki pada waktu
yang akan datang (Hidayat, 2011: 10), jadi faktor yang menentukan nilai waktu
uang adalah seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan
efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya (Karim, 2010:
504).
Jika
dihadapkan dalam pilihan antara memilih $ 1.000 hari ini dan $ 1.000 sepuluh
tahun akan datang, secara logika tentu akan memilih $ 1.000 hari ini karena
adanya nilai waktu uang. Dengan menerima uang sekarang akan memberikan
kesempatan untuk menanamkan uang tersebut dan memperoleh bunga. Di dunia di
mana seluruh arus kas bersifat pasti, dengan demikian tingkat bunga dapat
menunjukkan nilai waktu uang (Van Horne & Wachowicz, 1995: 38). Kebanyakan
keputusan keuangan baik individu maupun perusahan yang melibatkan nilai waktu
uang sebagai pertimbangan.
Dengan konsep time value of money, pemodal bisa
memprediksi berapa nilai uangnya pada masa mendatang, berapa pertumbuhan setiap
tahunnya. Apakah pertumbuhan uangnya itu seimbang dengan laju inflasi setiap
tahun atau tidak? Jika pertumbuhan imbal hasil investasi masih lebih rendah
dibandingkan laju inflasi maka berarti pertumbuhan uang pemodal masih
ketinggalan dibanding peningkatan harga barang. Jika uang hanya tumbuh tujuh
persen setahun, sementara pertumbuhan harga barang (inflasi) mencapai sembilan
persen setahun maka sebenarnya uang masih mengalami penyusutan dibandingkan
nilai barang
(http://economy.okezone.com/read/2009/07/27/226/242199/time-value-of-money,
diakses pada 29 Maret 2012).
Analisis kelayakan
finansial menjadi penting untuk dilakukan oleh pelaku usaha karena keterbatasan
dana yang dimiliki. Keadaan tersebut menjadikan pelaku usaha perlu mengkaji
rencana investasi secara tepat agar dana yang dimiliki terserap secara
sempurna. Pelaku usaha juga harus mengetahui atau dapat memprediksi keuntungan
proyek yang dijalankan serta kemampuan proyek untuk mengembalikan modal pada
waktu yang telah ditentukan. Secara umum ada 4 (empat) alat analisis yang
berdasarkan konsep time value of money, yaitu:
1. Analisis Payback Period
Payback period digunakan untuk mengukur seberapa cepat
investasi yang dikeluarkan pada bisnis dapat kembali. Semakin cepat tingkat
pengembalian suatu bisnis, maka kemungkinan besar bisnis tersebut akan dipilih.
Payback period (periode pengembalian) adalah jangka waktu
yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerima-penerimaan
yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Dengan demikian, payback period ini mengukur rapidity kembali dana investasi bukan mengukur
profitability (Halim, 2003: 134)
Rumus payback period jika cash flow pertahun jumlahnya berbeda adalah:
n-b
c-b
keterangan symbol:
n= tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih belum
bisa menutup original investment
a= jumlah original investment
b= jumlah komulatif cash pada tahun ke n.
c= jumlah komulatif cash flow pada tahun ke n+1
Rumus Payback Period jika cash flow pertahunnya sama adalah:
Original Investment
Cash
Flow
Suantu usulan proyek investasi akan
diterima jika payback period yang
dhasilkan lebih kecil dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika payback period yang dihasilkan lebih
besar yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak. Jika
usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu, maka yang akan dipilih adalah
usulan proyek investasi yang menghasilkan payback
period paling kecil.
2.
Analisis Net
Present Value (NPV)
Net present value
(nilai sekarang bersih) merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan
proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga cash flow yang dipakai adalah cash flow yang telah didiskontokan atas
dasar cost of capital perusahaan/ intrest rate/ required rate of return
yang diinginkan. Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang, karena
adanya faktor bunga (Halim, 2003: 136). Rumusnya sebagai berikut:
(1+i)1 (1+i)2 (1+i)3 (1+i)n
Keterangan
symbol:
CF1,
CF2, CF3, CFN = Cash Flow tahun 1,2,3
sampai ke-n
i = Cost of Capital/ intrest rate/ required rate
of return
n =
Umur ekonomis
OI = Original Investment
Jika perhitungan NPV tersebut mengunakan tabel bunga dan cash flow setiap tahun jumlahnya sama,
digunakan rumus sebagai berikut:
NPV = (CASH FLOW x DISCOUNT FACTOR ) –
ORIGINAL INVESTMENT
Keputusan tentang apakah suatu
usulan proyek investasi diterima atau ditolak ditentukan oleh nilai NPN-nya.
Jika NPV positif, artinya dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut dapat
menghasilkan present value cash flow
lebih besar dari present value original
investment. Sebaliknya, jika NPV negatif artinya dana yang diinvestasikan
dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow lebih kecil dari
present value original investment. Dengan
demikian, suatu usulan proyek investasi diterima jika NPV-nya lebih besar dari
Nol. Sebaliknya, suatu usulan proyek investasi ditolak jika NPV-nya lebih kecil
dari Nol. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu dan bersifat mutually exlusive, yang diterima adalah
yang menghasilkan NPV paling besar.
3.
Analisis Internal
Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah tingkat bunga yang dapat
menjadikan NPV sama dengan Nol, karena present value dari cash flow pada tingkat bunga tersebut sama dengan internal
investasinya. Metode ini juga memperhtungkan nilai waktu dari uang, sehingga cash flow yang digunakan telah
didiskontokan atas dasar cost capital/
interest/ requerid rate of return
(Halim, 2003: 140). Rumusnya adalah sebagai berikut:
CF1 CF2
CF3 CFN
(1+i)1 (1+i)2 (1+i)3 (1+i)n
Keterangan
symbol:
CF1,
CF2, CF3, CFN = Cash Flow tahun 1,2,3, sampai ke n.
i = Cost
of Capital/ intrest rate/ required rate of return yang dicari, karena pada
tingkat diskonto inilah NPV akan menjadi nol
n =
umur proyek investasi
OI = Original Investmen
Langkah-langkah
untuk menhitung IRR sebagai berikut:
1.
Hitung present value atas cash flow yang dihasilkan usulan proyek
investasi tersebutdengan menggunakan intrest
rate yang lebih kecil.
2.
Bandingkan hasil perhitungan point 1 diatas dengan nilai OI-nya
a.
Jika hasilnya negatif, cobalah interest rate yang lebih kecil.
b.
Jika hasilnta positif, cobalah dengan interest rate yang lebih besar.
3.
Lanjutkan point 2 diatas sampai present
value-nya mendekati OI (=selisih present
value dengan original investment
= - 1 dan + 1).
4.
Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek investasi tersebut dengan
teknik interpolasi.
IRR yang lebih besar dari cost of capital/ intrest/ required rate of return artinya dana yang
di investsikan dalam proyek investasi tersebut dapat menghasilkan present value cash in flow lebih besar
dari present value original investment,
sehingga internal rate of return-nya lebih
besar dari cost of capital/ intrest rate/
required rate of return.
Suatu usulan proyak investasi diterima jika IRR-nya lebih
besar atau sama dengan cost of capital/
intrest rate/ required of return. Sebaliknya, suatu usulan proyek investasi
ditolak jika IRR-nya lebih kecil dari cost
of capital/ intrest rate/ required of return. Jika usulan proyek investasi
tersebut lebih besar dari satu dan bersifat mutually
exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan IRR paling besar.
4.
Analisis Protability
Index (PI)
Metode ini merupakan perbandingan antara present value cash flow dengan original investment. Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
N CF t
T=1 (1+t)t
OI
Keterangan
simbol:
CF = Cash flow
I = Required rate of return
OI = Original Investment
Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan
metode Net Present Value, suatu
investasi akan diterima jika Profitability
index-nya lebih besar dari satu, dan sebaliknya akan ditolak jika profitability index-nya lebih kecil dari
satu. Apabila ada usulan yang proyek investasi lebih dari satu yang bersifat mutually exlusive, maka yang diterima
adalah proyek investasi yang mempunyai Profitability
Index terbesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar