Awan Hitam
Minggu, 12 Agustus 2012
Contoh Surat Lamaran Kerja.
Palembang,
Hal:
Lamaran Pekerjaan
Kepada
Yth,
Bapak
/ Ibu Manager personalia
PT.
Jaya terus
Dengan
hormat,
Sesuai
dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Jaya terus, seperti yang termuat
dari harian Fajar pada tanggal 14 Oktober 2011. Saya mengajukan diri untuk
bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Jaya terus sebagai berikut:
Nama
: Herdi Suanda
Tempat
& tgl. Lahir : Palembang, 00
Desember 0000
Pendidikan
Akhir : Strata 1 (S1)
Alamat
: ……………………
HP
: ……………………
Status
Perkawinan : Belum Menikah
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.
Daftar Riwayat Hidup.
2.
Foto copy ijazah S-1.
3.
Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4.
Pas foto terbaru.
Besar
harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya.
Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang
pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian
Bapak.
Hormat
saya,
Herdi
Suanda
Metode Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Profit Sharing
a. Cash Flow
Seperti yang telah
diketahui bersama, bahwasanya semua kegiatan investasi dimulai dan diukur
dengan uang dan waktu. Oleh karena itu, perhitungan kelayakan investasi
didasarkan pada aliran uang masuk (cash
flow) dan nilai uang yang dikaitkan dengan waktu (time value of money). Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal
dapat dicari dari berbagai sumber yang ada. Yang perlu memperoleh perhatian
berkaitan dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka
waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan
estimasi keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang.
Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu
periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian
dana suatu usaha. Oleh karena itu perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya
sebelum usaha dijalankan.
Dalam membuat
estimasi pendapatan yang akan diperoleh dimasa yang akan datang perlu dilakukan
perhitungan secara cermat dengan membandingkan data dan informasi yang ada
sebelumnya. Begitu juga dengan estimasi biaya-biaya yang akan dikeluarkan
selama periode tertentu, termasuk jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan perlu
dirinci serinci mungkin. Semua ini tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu
yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow). Jadi cash flow merupakan
aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mengambarkan berapa uang yang masuk (cash
in) keperusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut juga menggambarkan uang
yang keluar (cash out) serta
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Dengan dibuatnya aliran kas perusahan ini,
hal ini dapat memudahkan para investor untuk dapat menilai kelayakan investasi
secara finansial.
Ada 2 cara dalam
menghitung cash flow, yaitu:
1. Kas
Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
2. Kas
Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
|
Menurut lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
1. Pendapatan
|
Rp. 400 juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400 juta
|
2. Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200 juta
Rp. 100 juta
|
Kas Keluar
Kas Masuk
|
Rp. 200 juta
Rp. 100 juta
|
3. Laba Sebelum pajak (EBT)
|
|
Rp. 100 juta
|
|
4. Pajak 50%
|
Rp. 50
juta
|
||
Laba Setelah Pajak (EAT)
|
Rp. 50 juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan =
50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah
ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian
dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan
yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa
periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah
keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1 CF2 CF3
CFN
PV = + + +….+ - OI
(1+i)1
(1+i)2
(1+i)3 (1+i)n
NPV= ∑ PV Cash
flow – Nilai Investasi (Original investment)
Tahun
(1)
|
Cash Flow
(2)
|
Interest Rate
(3)
|
Present Value
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,833
|
Rp. 14.577.500
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,694
|
Rp. 13.186.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,579
|
Rp. 11.869.500
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,482
|
Rp. 10.604.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,402
|
Rp. 9.849.000
|
Total present value
Original investment
|
Rp. 60.086.000
Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan kriteria
NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya
positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present
value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek
investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow)
Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama
5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun
(1)
|
Cash Flow
(2)
|
Intrest Rate
(3)
|
Present Value
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,833
|
Rp. 20.825.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,694
|
Rp. 17.350.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,579
|
Rp. 14.475.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,482
|
Rp. 12.050.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,402
|
Rp. 10.050.000
|
Total present value
Original investment
|
Rp. 74.750.000
Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp. 24.750.000
|
Berdasarkan kriteria
NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya
positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present
value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
c.
Profit Sharing
Dari contoh diatas.
Disini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan
investasi melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat
perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang
mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah
keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun
(1)
|
Cash flow
(2)
|
Nisbah Bagi Hasil
(3)
|
Profit Sharing
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,2
|
Rp. 3.500.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,2
|
Rp. 3.800.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.100.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,2
|
Rp. 4.400.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.900.000
|
Total Profit
Jumlah Investasi
|
Rp. 20.700.000
Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -29.300.000
|
Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek
investasi
tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit
Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta
yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp.
-29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan
secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini,
pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya,
berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana
terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun
(1)
|
Cash flow
(2)
|
Nisbah Bagi Hasil
(3)
|
Profit Sharing
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,5
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,5
|
Rp. 9.500.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,5
|
Rp. 10.250.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,5
|
Rp. 11.000.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,5
|
Rp. 12.250.000
|
Total Profit
Jumlah Investasi
|
Rp. 51.750.000
Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. 1.750.000
|
Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini
terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek
investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow)
Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama
5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil
80:20.
Tahun
(1)
|
Cash flow
(2)
|
Nisbah Bagi Hasil
(3)
|
Profit sharing
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
Total Profit
Jumlah Investasi
|
Rp. 25.000.000
Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -25.000.000
|
Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi
tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya
negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun
dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit
sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang
sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi =
10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek
investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis
kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang lebih kecil dari
modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian. Akan tetapi, dalam
prinsip Islam, investasi seharusnya tidak dengan menentukan keuntungan dimuka,
tapi dilakukan melalui bagi hasil baik dalam keadaan untung maupun situasi rugi
(profit and loss sharing). Prinsip
ini lebih menjunjung keadilan, karena hasil akhir suatu kegiatan bisnis
sebenarnya tidaklah pasti. Bila penentuan keuntungan dimuka, maka kemungkinan
besar salah satu pihak akan mengalami kerugian, sedangkan Islam menghendaki
dilakukannya perhitungan bagi hasil secara adil dengan melibatkan penyedia dana
maupun pelaku aktivitas usaha.
Di samping itu, penilaian
keberhasilan suatu usaha tidak saja ditentukan oleh peningkatan prestasi
ekonomi dan finansial saja, akan tetapi keberhasilan itu harus diukur pula
melalui tolak ukur moralitas dan nilai etika dengan landasan nilai-nilai sosial
dan agama. Dalam Islam, semua ketentuan hukum dan norma telah diatur oleh
al-Qur’an dan Hadits yang menjadi pedoman dalam bermuamalah. Dari kedua sumber
tersebut terbentuklah pilar-pilar yang menjadi landasan normatif etika
investasi. Setidaknya ada empat landasan etika yaitu landasan tauhid, landasan
keadilan dan keseimbangan, landasan kehendak bebas dan landasan pertanggung
jawaban. Walaupun masing-masing mempunyai penjabararan yang beragam, akan
tetapi saat ini telah dijadikan konsensus sebagai makna bagi persepektif
aktivitas sosial ekonomi masyarakat muslim, salah satunya adalah etika
investasi (Nadjib, 2007: 8).
Melalui aktivitas ekonomi, manusia
dapat mengumpulkan harta sebanyak mungkin, akan tetapi kesemuanya itu tetap
dalam batas –batas yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu,
keimanan memegang peranan penting dalam ekonomi Islam, karena keimanan akan
mempengaruhi cara pandang dalam membentuk sikap, perilaku, dan kepribadian
manusia. Islam membolehkan untuk memperkaya diri, meskipun demikian Islam
menentukan pula bagaiman cara yang baik untuk memilikinya. Islam juga
mengizinkan individu untuk mengelola kekayaan yang menjadi miliknya, akan
tetapi Islam telah menentukan cara-cara mengelolanya dengan baik sehingga
terjadi sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah
terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.
Setiap insan mempunyai tanggung
jawab terhadap Allah, terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan
lingkungannya. Dalam hal ini manusia menjadi pusat sirkulasi manfaat ekonomi
untuk mencapai kesejahteraan. Satu hal yang dapat menimbulkan dampak serius pada
kesejahteraan adalah pemahaman bahwa seluruh sumber daya yang di muka bumi ini
adalah milik Allah SWT, dan memanfaatkan sumber daya dalam aktivitas ekonomi
merupakan bentuk ibadah untuk menjalan amanah dari Allah SWT, kepada kita
sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Langganan:
Postingan (Atom)