EKONOMI PEMBANGUNAN
Nama : herdi suanda
Nim : 08 19 703
1.Pengertian pembangunan ekonomi
Pengertian pembangunan ekonomi dalam Islam, berdasarkan pemahaman
terhadap syari’ah, bersumber dari al-qur’ân dan al-hadîs, dengan
penekanan bahwa keberhasilan pembangunan harus disertai pengetahuan tentang
konsep-konsep pembangunan klasik dan modern, serta pengalaman negara-negara
yang telah berhasil dalam melakukan usaha pembangunan.
Pembangunan dalam pemikiran Islam bermula
dari kata ‘imârah (عِمَارَةٌ)
atau ta’mîr (تَعْمِيْرٌ), sebagaimana isyarat dalam
Q.S. Hud: 61.‘…Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
meminta kamu untuk memakmurkannya…’ dihubungkan dengan penciptaan
manusia sebagai khalifah di bumi, Q.S. al-Baqarah: 30. ‘Dan ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku menjadikan khalifah di muka
bumi...’ yakni manusia yang
ditugaskan untuk melakukan pembangunan, sehingga tercipta kemakmuran.
Kalimat ista’mara (اسْتَعْمَرَ) yang berasal dari kata
‘amara’ (عَمَرَ)
bermakna: permintaan atau perintah daru Allah yang
bersifat mutlak agar bangsa manusia menciptakan kemakmuran di muka bumi melalui
usaha pembangunan.
Sebagaimana
dijelaskan Al-Qurţubî dalam kitab tafsirnya, bahwa ayat tersebut mengandung
arti ‘perintah’ bersifat mutlak dan hukumnya adalah wajib ‘agar manusia
memakmurkan kehidupan dengan melakukan pembangunan.
Pembangunan
(development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system
sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan
teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976)
mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Nurcholis Madjid ( pembangunan merupakan pemenuhan fungsi
kekhalifahan manusia di muka bumi yang akan dipertanggungjawabkannya nanti di
hadapan Allah. Penjabaran pemenuhan fungsi kekhalifahan ini sangat penting
artinya, agar manusia mengerti benar caranya berperan. Penjabaran ini
memerlukan reinterpretasi terhadap berbagai konsep pembangunan. Dawam Rahardjo
(1983) pembangunan merupakan pemenuhan fungsi kekhalifahan, dengan
merealisasikan sibghah Allah dalam mewujudkan ummatan wasathan.
Sedangkan istilah pembangunan ekonomi (economic development)
biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebagian
ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai berikut, ”economic development
is growth plus change” (Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi).
Dengan kata lain, dalam mengartikan istilah
pembangunan ekonomi, ekonom bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan
pendapatan nasional riil, tetapi juga
kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha perombakan sektor
pertanian yang tradisional, mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
pendapatan.
Dalam kajian ekonomi, kedua istilah di atas
terkadang digunakan dalam konteks yang hampir sama. Banyak orang
mencampuradukkan penggunaan kedua
istilah tersebut. Pencampur adukan istilah ini walaupun tidak dapat dibenarkan,
pada dasarnya tidak terlalu mempengaruhi kajian ekonomi, karena inti pembahasan pada akhirnya akan berhubungan
erat dengan perkembangan perekonomian suatu negara.
Dalam berbagai literatur tentang ekonomi Islam,
kedua istilah ini juga ditemukan. Ekonomi Islam pada dasarnya memandang bahwa
pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi didefenisikan dengan a suistained growth of a right kind of output which can
contribute to human welfare.
(Pertumbuhan terus-menerus dari
faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia).
Berdasarkan pengertian ini, maka pertumbuhan
ekonomi menurut Islam merupakan hal yang sarat nilai. Suatu peningkatan yang
dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika
produksi tersebut misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan
efek buruk dan membahayakan manusia.
Sedangkan istilah pembangunan ekonomi yang
dimaksudkan dalam Islam adalah the process of allaviating poverty and
provision of ease, comfort and decency in life (Proses untuk mengurangi
kemiskinan serta menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata susila dalam
kehidupan)
Dalam pengertian ini, maka pembangunan ekonomi
menurut Islam bersifat multi dimensi yang mencakup aspek kuantitatif dan
kualitatif. Tujuannya bukan
semata-mata kesejahteraan material di dunia, tetapi juga kesejahteraan akhirat.
Keduanya menurut Islam menyatu
secara integral.
PROBLEMA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI.
Dalam
pembangunan ekonomi baik itu ekonomi islam maupun ekonomi konvensional,
permasalahan yang dihadapi, secari garis besarnya relative sama. Permasalahan
ini muncul bisa disebabkan oleh lemahnya peran pemerintah ataupun bisa
disebabkan oleh kurang efektifnya penerapan system ekonomi itu sendiri. Di
antara permasalahan-permasalahan yang paling dominan terjadi dinegara-negara
berkembang adalah:
1.KEMISKINAN
Untuk
memahami lebih jauh persoalan kemiskinan ada baiknya memunculkan beberapa
kosakata standar dalam kajian kemiskinan sebagai berikut :
a. Powerty line (garis kemiskinan).
Yaitu tingkat konsumsi rumah tangga minimum yang dapat diterima secara social
b. Absolute and relative poverty (kemiskinan
absolut dan relatif). Yaitu kemiskinan yang jatuh dibawah standar konsumsi
minimum dan karenanya tergantung pada kebaikan. Sedangkan relatif adalah
kemiskinan yang eksis di atas garis kemiskinan absolut yang sering dianggap
sebagai kesenjangan antara kelompok miskin dan kelompok non miskin berdasarkan
income relatif.
c. Deserving poor adalah kaum miskin
yang mau peduli dengan harapan orang-orang non-miskin, bersih,
bertanggungjawab, mau menerima pekerjaan apa saja demi memperoleh upah yang
ditawarkan.
d. Target population, populasi sasaran
adalah kelompok orang tertentu yang dijadikan sebagai objek dan kebijakan serta
program pemerintah. Mereka dapat berupa rumah tangga yang dikepalai perempuan,
anak-anak, buruh tani yang tak punya lahan, petani tradisional kecil, korban
perang dan wabah, serta penghuni kampung kumuh perkotaan.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Secara sosio
ekonomis, terdapat dua bentuk kemiskinan, yaitu :
1.
Kemiskinan absolut adalah suatu kemiskinan di mana
orang-orang miskin memiliki tingkat pendapatan dibawah garis kemiskinan, atau
jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
kebutuhan hidup minimum antara lain diukur dengan kebutuhan pangan, sandang,
kesehatan, perumahan dan pendidikan, kalori, GNP per kapita, pengeluaran
konsumsi dan lain-lain.
2.
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat
berdasarkan perbandingan antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat
pendapatan lainnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya (mampu) pada
masyarakat desa tertentu bisa jadi yang termiskin pada masyarakat desa yang
lain
.
Di samping itu terdapat juga bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus menjadi faktor penyebab kemiskinan (asal mula kemiskinan). Ia terdiri dari:
Di samping itu terdapat juga bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus menjadi faktor penyebab kemiskinan (asal mula kemiskinan). Ia terdiri dari:
1.
Kemiskinan natural adalah keadaan miskin karena dari awalnya
memang miskin. Kelompok masyarakat tersebut menjadi miskin karena tidak
memiliki sumberdaya yang memadai baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia
maupun sumberdaya pembangunan, atau kalaupun mereka ikut serta dalam
pembangunan, mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang rendah. Menurut
Baswir (1997: 21) kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena
bencana alam.
2.
Kemiskinan kuktural mengacu pada sikap hidup seseorang
atau kelompok masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan
budaya di mana mereka merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan.
Kelompok masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam
pembangunan, tidak mau berusaha untuk memperbaiki dan merubah tingkat
kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang
dipakai secara umum.
3.
Kemiskinan
struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia
seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak
merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Selanjutnya Sumodiningrat (1998:
27) mengatakan bahwa munculnya kemiskinan struktural disebabkan karena berupaya
menanggulangi kemiskinan natural, yaitu dengan direncanakan bermacam-macam
program dan kebijakan.
2. PENGANGGURAN
Ketenagakerjaan
di Indonesia merupakan masalah klasik. Di satu sisi kelebihan angkatan kerja
dan di sisi lain kesulitan mencari tenaga kerja yang trampil dan produktif.
Pengangguran menjadi beban tenaga kerja produktif. Bila tingkat ketergantungan
semakin besar akan berdampak persoalan sosial, politik, dan meningkatnya
kriminalitas. Tingkat produksi menurun, pertumbuhan ekonomi melambat dan
tingkat kesejahteraan masyarakat turun
A. Jenis-jenis Pengangguran
Jenis
Pengangguran Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan
pengangguran tersebut, yaitu terdiri dari
a. Pengangguran normal atau
friksional
b. Pengangguran siklikal
c. Pengangguran structural
d. Pengangguran teknologi
Berdasarkan kepada ciri
pengangguran yang wujud, yaitu terdiri dari:
1. Pengangguran
terbuka
2. Pengangguran
tersembunyi
3. Pengangguran
musiman
4. Setengah
menganggur
B. Dampak Pengangguran.
1. Bagi
perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat
memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya.
b. Pendapatan pajak pemerintah
berkurang
. c. Menghambat pertumbuhan
ekonomi
2. Terhadap
Individu dan Masyarakat
a. Kehilangan mata pencaharian
dan pendapatan
b. Kehilangan atau berkurangnya
keterampilan
c. Menimbulkan ketidak-stabilan
sosial dan politik
3. INFLASI
Inflasi
(inflation) adalah suatu gejala dimana tingkat harga mengalami kenaikan terus
menerus. Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan harga umum yang terjadi sekali
waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi.
A. Sebab-sebab timbulnya inflasi:
1. Pandangan
Keynes
a. Jumlah uang beredar (Ms)
hanyalah salah satu faktor penentu tingkat harga
b. Dalam jangka pendek Agregate Demand (C, I, G) dan pajak (T) juga
mempengaruhi inflasi.
2. Pandangan
Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran
a. Ratex percaya bahwa inflasi
merupakan fenomena moneter dan Jumlah Uang Beredar merupakan kunci untuk mencapai stabilitas
harga.
b. Ekonomi sisi penawaran;
inflasi sebagai fenomena moneter, pembatasan moneter untuk mengurangi inflasi,
juga penurunan tarif pajak sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan laju
pertumbuhan penawaran agregat sehingga tingkat inflasi dapat dikurangi.
3. Pandangan
Kaum Strukturalis
a. Disebabkan adanya kendala
atau kekakuan struktural
b. Kendala penawaran bahan
pangan yang bersifat inelastic
c. Kendala devisa.
d. Kendala fiskal.
e. Inflasi merupakan suatu yang inherent di dalam proses pembangunan
ekonomi itu sendiri.
B. Jenis Inflasi
1. Inflasi tarikan permintaan
(demand-pullinflation)/inflasi sisi permintaan (demand-side inflation)/inflasi
karena guncangan permintaan (demand-shockinflation). Yaitu inflasi yang
disebabkan sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang
terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.
2. Inflasi dorongan biaya
(Cost-pushinflation)/inflasi sisi penawaran (supplyside inflation)/inflasi
karena guncangan penawaran (supply-shock inflation). Yaitu
a. Inflasi yang
terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat
dibandingankan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan
mengurangi supply barang dan jasa mereka ke pasar.
b. Inflasi yang
terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi terhadap penawaran dari satu atau
lebih sumberdaya.
c. Inflasi yang
terjadi apabila harga dari satu atu lebih sumberdaya mengalami kenaikan atau
dinaikkan.
3. Inflasi struktural
(structural inflation). Yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
berbagai kendala atau kekauan strural yang menyebabkan penawaran didalam
perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang
meningkat
Jenis-jenis Inflasi dilihat dari tingkat keparahannya yaitu
Jenis-jenis Inflasi dilihat dari tingkat keparahannya yaitu
1. Inflasi
sedang (moderate inflation) yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang
meningkat lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan
harga relative
2. Inflasi
ganas (galloping inflation) yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga
digit.
3. Hiperinflasi
(hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan
bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis inflasi yang mematikan.
C. Dampak Inflasi
Efek
redistribusi dari inflasi adalah:
a. Inflasi akan menurunkan
pendapatan riil orang yang berpendapatan tetap
b. Inflasi akan mengurangi nilai
kekayaan yang berbentuk uang,
c. Memperburuk pembagian
kekayaan,
d. Penurunan dalam efisiensi
ekonomi,
e. Perubahan-perubahan di dalam output dan
kesempatan kerja,
f. Menciptakan lingkungan yang tidak stabil,
g. Inflasi cenderung memperendah
tingkat bunga riil, menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan di pasar modal,
h. Hal ini akan menyebabkan
penawaran dana untuk investasi menurun, dan sebagai akibatnya, investasi sektor
swasta teretekan sampai ke bawah tingkat keseimbangannya, yang disebabkan oleh
terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan
i. Selama inflasi menuntun ke
arah tingkat bunga riil yang rendah dan ketidakseimbangan pasar modal, maka
inflasi tersebut akan menurunkan investasi dan pertumbuhan.
Pengalaman menunjukkan inflasi yang tidak stabil mengakibatkan masyarakat kesulitan dlm berkonsumsi, berinvestasi, dan berproduksi. Akibat selanjutnya ‘menurunkan pertumbuhan ekonomi’. Jika tingkat inflasi dalam negeri lebih tinggi dari negara lain, dampaknya: Tingkat suku bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif dan memberikan tekanan pada nilai mata uang dalam negeri
Pengalaman menunjukkan inflasi yang tidak stabil mengakibatkan masyarakat kesulitan dlm berkonsumsi, berinvestasi, dan berproduksi. Akibat selanjutnya ‘menurunkan pertumbuhan ekonomi’. Jika tingkat inflasi dalam negeri lebih tinggi dari negara lain, dampaknya: Tingkat suku bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif dan memberikan tekanan pada nilai mata uang dalam negeri
4. NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (NPI)
Yang menjadi
sorotan dalam NPI adalah ‘Neraca Transaksi Berjalan’ (current account), yaitu
merupakan gabungan antara Neraca Perdagangan (ekspor – impor) dan Neraca Jasa
yang mencakup jasa faktor produksi dan jasa non faktor produksi.
Neraca Pembayaran dapat DEFISIT jika IMPOR > EKSPOR, Neraca Pembayaran dapat SURPLUS jika EKSPOR > IMPOR
Neraca Pembayaran dapat DEFISIT jika IMPOR > EKSPOR, Neraca Pembayaran dapat SURPLUS jika EKSPOR > IMPOR
5. KURS ( Nilai Tukar Mata Uang ).
Seperti halnya
inflasi, kestabilan kurs sangat penting Jika kurs tidak stabil akan mengganggu
roda perekonomian negara, hal ini dikarenakan pelaku ekonomi kesulitan dalam
mengambil keputusan ekonominya.
6. PERTUMBUHAN EKONOMI
Dapat diartikan
suatu keadaan perekonomian yang menunjukkan adanya kenaikan (pertumbuhan) PDB
(Produk Domestik Bruto). Pemerintah berusaha menciptakan iklim perekonomian
yang prospektif untuk memacu pertumbuhan perekonomian, tetapi banyak masalah
yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi tidak optimal, diantaranya kombinasi
produksi yang terbatas. Misalnya ingin menciptakan swa-sembada beras tetapi
tidak didukung dengan produksi komoditas pengganti beras, akibatnya selalu
kekurangan produk.
TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM
Kursyid Ahmad merumuskan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang
lebih spesifik untuk tujuan pembangunan yaitu, :
1.
Pembangunan sumberdaya insani.
merupakan tujuan pertama dari
kebijakan pembangunan. Dengan demikian, harus diupayakan membangkitkan sikap
dan apresiasi yang benar, pengembangan watak dan kepribadian, pendidikan dan
latihan yang menghasilkan keterampilan, pengembangann ilmu dan riset serta
peningkatan partisipasi.
2.
Perluasan produksi yang
bermanfaat.
Tujuan utama adalah meningkatkan
jumlah produksi nasional di satu sisi dan tercapainya pola produksi yang tepat.
Produksi yang dimaksud bukan hanya sesuatu yang dapat dibeli orang kaya saja,
namun juga bermanfaat bagi kepentingan ummat manusia secara keseluruhan.
Produksi barang barang yang dilarang oleh Islam tidak akan diperkenankan,
sedangkan yang bermanfaat untuk ummat akan ditingkatkan. Dalam kebijakan
demikian, pola investasi dan produksi disesuaikan dengan prioritas Islam dan
kebutuhan ummat. Dalam hal ini ada tiga hal yang diprioritaskan :
1.
Produksi dan tersedianya bahan makanan dan kebutuhan
pokok dalam jumlah yang melimpah, termasuk bahan-bahan konstruksi untuk
perumahan, jalan dan kebutuhan dasar lainnya dengan harga yang cukup murah.
2. Perlunya
pertahanan dunia Islam di negara-negara Islam, maka dibutuhkan peralatan
persenjataan yang memadai.
3. Swasembada di bidang produksi
kebutuhan primer.
3.
Perbaikan kualitas hidup dengan
memberikan prioritas pada tiga hal, Pertama, terciptanya lapangan kerja
dengan segala penataan struktural, teknologi, investasi, dan pendidikan. Kedua,
sistem keamanan nasional yang luas dan efektif yang menjamin kebutuhan dasar
masyarakat. Dalam hal ini zakat harus dijadikan sebagi instrumen utama. Ketiga,
Pembagian kekayaan dan pendapatan dan merata. Harus ada kebijakan pendapatan
yang mampu mengontrol tingkat pendapatan yang terendah (UMR), mengurangi
konsentrasi ketimpangan dalam masyarakat. Salah satu indikator tampilan
pembangunan adalah berkurangnya tingkat perbedaan pendapatan masyarakat. Karena
itu sistem perpajakan harus diatur sebaik-baiknya.
4.
Pembangunan yang berimbang, yakni
harmonisasi antar daerah yang berbeda dalam satu negara dan antar sektor
ekonomi. Desentralisasi ekonomi dan pembangunan semesta yang tepat, bukan saja
merupakan tuntutan keadilan tetapi juga diperlukan untuk kemajuan yang
maksimum. Salah satu tujuan pembangunan adalah melalui desentralisasi, maka
pemerintah daerah perlu diberikan keleluasaan untuk mengembangkan daerahnya
sendiri dengan meningkatkan peran serta masyarakat. Dengan terus melakukan check
and balances serta bimbingan dan pengawasan yang kuat, akan membentuk
daerah itu menjadi agen pembangunan yang serba guna. Tujuan perencanaan
pembangunan yang komprehensif akan sulit dicapai bilamana kita tidak mampu
mengembangkan desentralisasi kekuasaan dan pengawasan yang lebih efisien serta
mengurangi birokratisasi masyarakat. Dalam konteks ini, maka
perusahaan-perusahaan swasta kecil dan menengah harus digalakkan dan
dikembangkan. Para penguasa daerah harus menciptakan iklim lingkungan yang
tepat dan kondusif yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
perusahaan-perusahaan tersebut. Perusahaan juga harus didorong agar dapat
meningkatkan investasi yang lebih besar lagi. Mereka juga diarahkan agar
menjadi organisasi bisnis yang maju. Mereka itulah yang menjadi instrumen
pembangunan ekonomi yang sarat nilai serta membagi rata tingkat pendapatan kepada
seluruh masayarakat.
5.
Teknologi baru, yaitu
berkembangnya teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan,
aspirasi negara-negara, khususnya negara-negara muslim. Proses pembangunan yang
mandiri hanya dapat terwujud jika negara tersebut sudah bebas dari ”bantuan”
asing serta mampu menguasai teknologi yang berkembang dalam lingkungan sosial
dan alam yang bebeda, teknologi itu selanjutnya akan diadaptasikan dengan
kreatifitas sendiri. Karena itu, perlu ada riset yang intensif dan luas.
6.
Berkurangnya ketergantungan pada
dunia luar dan dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid sesama
negara-negara Muslim. Adalah tugas ummat sebagai khalifah, bahwa
ketergantungan pada dunia non-Islam dalam semua segi harus diubah menjadi
kemandirian ekonomi. Harga diri negara-negara muslim harus dibangun kembali dan
pembangunan kekuatan serta kekuasaan harus diwujudkan secara bertahap.
Ketahanan dan kemerdekaan dunia Islam serta kedamaian dan kesentosaaan ummat
manusia merupakan tujuan utama yang harus mewarnai dalam perencanaan
pembangunan. Karena itu perlu ada perubahan mendasar dalam isi dan pola
perencanaan pembangunan kita.